|

5 Tips Mempersiapkan Anak Kembali ke Sekolah

Setelah libur semester berakhir, individu dengan Autisme perlu beradaptasi dengan lingkungan sekolah yang baru. Anak dengan Autisme akan belajar hal baru, mungkin juga bertemu dengan guru dan teman-teman baru, serta ruang kelas yang berbeda. Anak dengan Autisme bisa stres jika tidak dipersiapkan dengan baik.

Agar anak dapat kembali ke sekolah dengan nyaman, berikut lima langkah yang dapat dilakukan oleh orang tua dan sekolah:

  1. Ajak Anak Keliling Sekolah

Sebelum hari pertama sekolah, sangat penting untuk mengenalkan kembali lingkungan sekolah kepada anak. Jika memungkinkan, ajak anak berkeliling sekolah untuk melihat lokasi-lokasi penting seperti ruang kelas, kantin, kamar mandi, perpustakaan, dan area bermain. Dengan demikian, anak akan merasa lebih nyaman ketika memasuki lingkungan yang baru.

Untuk memaksimalkan pengalaman ini, kita bisa mengambil foto dari tempat-tempat tersebut. Kemudian, kita bisa menyusunnya dalam bentuk cerita sosial. Cerita sosial adalah alat yang sangat efektif untuk membantu anak memahami situasi sosial dan apa yang diharapkan dari mereka. 

Dengan adanya visualisasi ini, anak akan lebih siap dan memahami apa yang akan mereka hadapi di sekolah.

  1. Ciptakan Rumah yang Nyaman

Setelah menjalani hari yang penuh dengan aktivitas dan stimulus di sekolah, anak akan merasa lelah secara fisik dan emosional. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menciptakan lingkungan rumah yang nyaman bagi anak. 

Rumah harus menjadi tempat di mana anak bisa merasa tenang dan bebas untuk mengekspresikan diri, entah untuk beristirahat, bermain, atau melakukan aktivitas yang mereka sukai.

Ruang khusus di rumah dapat membantu anak meredakan stresnya. Cara tersebut dapat memastikan anak punya tempat yang aman untuk mengelola emosi mereka. 

  1. Membuat Rutinitas yang Konsisten

Anak-anak dengan Autisme cenderung merasa nyaman dengan rutinitas. Oleh karena itu, penting untuk memulai kembali rutinitas yang mirip dengan rutinitas sekolah sebelum liburan berakhir. 

Misalnya, kita bisa mulai membangunkan anak pada jam yang sama dengan saat mereka harus bangun untuk sekolah. Bisa juga kita mulai memperkenalkan kembali kegiatan harian yang identik dengan sekolah, seperti menyiapkan tas atau mengenakan seragam.

Dengan membiasakan anak kembali pada rutinitas ini, mereka akan lebih siap saat waktu sekolah tiba. Transisi dari liburan ke sekolah tidak terasa terlalu mendadak dan mengganggu.

  1. Pastikan Lingkungan Sekolah Inklusif

Sekolah harus berperan aktif dalam menciptakan lingkungan yang inklusif untuk semua anak, termasuk mereka yang memiliki Autisme. Guru memiliki tanggung jawab besar untuk memastikan bahwa setiap anak merasa aman, diterima, dan dihargai di sekolah. 

Lingkungan sekolah yang inklusif tidak hanya berarti menyediakan akses fisik, tetapi juga mempromosikan hubungan yang sehat antar siswa, serta memberikan dukungan emosional dan akademis yang tepat.

Guru dapat menggunakan berbagai strategi, seperti mempromosikan self-monitoring, menyediakan dukungan berbasis permainan, dan mendorong interaksi sosial yang positif di antara siswa.

Dengan demikian, anak-anak dengan Autisme dapat merasa memiliki tempat dan peran di sekolah, yang penting bagi rasa aman dan nyaman mereka.

  1. Bangun Komunikasi yang Efektif antara Guru dan Orang Tua

Komunikasi yang terbuka dan jujur antara guru dan orang tua adalah kunci dalam mendukung keberhasilan anak di sekolah. Setiap anak dengan Autisme memiliki kebutuhan dan karakteristik yang unik, sehingga pendekatan pengajaran harus disesuaikan dengan individu tersebut.

Kita dapat membantu guru memahami anak dengan menyediakan profil anak yang berisi kekuatan, tantangan, serta strategi komunikasi yang efektif. Dengan adanya komunikasi yang baik, guru dapat lebih memahami kebutuhan anak dan menerapkan metode pengajaran yang paling sesuai. Kolaborasi yang baik antara sekolah dan orang tua akan memastikan bahwa anak mendapatkan dukungan terbaik selama proses transisi ini.

Transisi tidak akan terasa membingungkan bagi anak dengan Autisme apabila kita mempersiapkannya dengan baik. Persiapan transisi yang baik akan membuat anak nyaman dan aman menjalani rutinitas sehari-hari.

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *