|

Melatih Nilai Sosial Kepada Individu dengan Autisme

Bagi saya, melatih nilai sosial merupakan salah satu prioritas yang harus orang tua latih kepada individu dengan Autisme. Ada banyak momen penuh haru dan kebahagiaan dalam setiap episode perjalanan hidup bersama anak saya dengan spektrum Autisme yang kini beranjak dewasa. Saya ingin membagikan beberapa kisah yang bisa menjadi inspirasi bagi pembaca.

Peduli Terhadap Lingkungan Sekitar

Di tengah kesibukan mengolah pisang menjadi camilan piscok untuk dijual di kantin depan kompleks rumah, saya duduk sejenak dan memijat tangan kanan saya yang mulai kebas. Dua tahun terakhir, rasa kebas ini seringkali muncul. Anak laki-laki saya yang menyadari hal tersebut menghampiri dan bertanya, “Kenapa, Ma, tangannya?” Saya pun menjawab, “Mulai kebas lagi, sayang.”

Tanpa ragu, sang anak segera memijat tangan kanan saya. Masya Allah, sebuah reaksi empatik yang sangat mengharukan. Ini adalah kemajuan yang luar biasa bagi anak saya, yang kini mulai bisa berempati terhadap orang lain.

Ketika sedang mengantar lontong isi ke kampus yang berjarak sekitar 1 km dari rumah, saya merasa pusing karena belum sarapan. Saya berkata, “Nak, mama pusing nih, kayaknya belum sarapan tadi.”

Anak saya pun merespon, “Ya udah, mama nanti tiba di rumah makan dulu, silakan istirahat saja.” Saya tersenyum bahagia dan penuh syukur mendengar anak saya berucap dengan kalimat yang masih baku namun tulus.

Ada lagi kisah yang membuat saya bersyukur dengan perkembangan anak. Suatu ketika, Ananda telah menyelesaikan soal UTS di semester ketiga. Kemudian, ada seorang mahasiswa lain menghampiri dan berkata, “Bang, boleh pinjam kemejanya? Saya tidak bisa ujian karena memakai kaos.”

Tanpa ragu, Ananda langsung membuka kemeja, sehingga ia hanya memakai kaos oblong. Ananda kemudian berlari dan bersembunyi di toilet. Setelah 30 menit, mahasiswa tersebut mengembalikan kemeja Ananda. Cerita ini mungkin lucu bagi saya, tetapi memiliki makna yang dalam. Saya menyadari bahwa Ananda tidak ragu untuk berbuat baik dan tanpa syarat, meskipun stigma dan label masih melekat padanya.

Belajar Mengelola Keuangan

Selain kepekaan terhadap lingkungan, saya juga mengajarkan Ananda untuk belajar mendapatkan penghasilan dari kerja keras, bukan dengan meminta belas kasihan. Saya memberi contoh dengan membuat makanan untuk dijual, sementara anak saya membantu berbelanja bahan, mengantar makanan ke warung, dan mengumpulkan hasil penjualan untuk disetor ke tabungannya. Tindakan tersebut mengajarkan anak saya tanggung jawab dalam mengelola keuangan dan usaha.

Anak saya pun mulai mempraktikkan hal-hal yang sudah saya ajarkan. Ananda mulai mencari pendapatan tambahan dengan menggambar sketsa. Harga sketsanya disesuaikan dengan kriteria sketsa melalui aplikasi sketchbook. Sketsa buatan Ananda sudah ada yang membeli, bahkan ada yang membayarnya dalam bentuk mata uang dollar karena pembeli berasal dari luar negeri.

Tidak hanya itu, ketika sang bunda memberanikan diri mencoba menjual makanan camilan di kantin kampus Ananda, dia berusaha belajar mengelola keuangan, mulai dari perhitungan membeli hingga kapan harus membayar kebutuhan rumah.

Tips untuk Orang Tua

Proses ini tidak sebentar dan membutuhkan waktu yang lama. Dari pengalaman pribadi, saya ingin membagikan beberapa tips dalam menanamkan nilai sosial kepada Ananda:

  1. Harus memiliki visi yang sama dan konsisten dalam memahami kekuatan serta kelemahan kepribadian anak.
  2. Bersyukur dan berpikir positif bahwa anak memiliki semangat untuk berkembang.
  3. Rayakan setiap keberhasilan dan kemajuan anak. Sekecil apapun pencapaian tersebut sangat berarti dan dapat memotivasi anak, bahkan dalam situasi yang tidak diharapkan.
  4. Tingkatkan wawasan, informasi, dan masukan dari pengalaman serta ilmu orang lain.

Semoga cerita ini semakin menambah semangat Keluarga MPATI untuk mendidik anak. Jika orang tua tidak semangat, pasti akan berpengaruh terhadap anak.

Penulis adalah Siti Zaimah, Ibu dari individu dengan Autisme

Similar Posts

2 Comments

  1. Tidak ada yg tidak mungkin kalau sang pemilik alam semesta berkendak. Sebagai manusia kita mencoba berusaha memberikan yg terbaik, sisanya biarkan DIA yang menangani.

  2. Maasya’Allah.. Luar biasa. Menginspirasi untuk dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Hal sederhana namun memiliki dampak yang besar bagi perkembangan anak dan masa depannya. Semoga Ibunda dan ananda sehat selalu.
    Terima kasih Bu Ima untuk share pengalamannya 🙏🏻

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *