Cara Mendidik
Setelah Diagnosa
Sedih, bingung, marah merupakan reaksi yang wajar dirasakan oleh orang tua, setelah mendapatkan diagnosa anaknya. Akan tetapi, sebaiknya orang tua tidak berlama-lama larut dalam perasaan-perasaan ini, karena anak menunggu. Perlu diingat bahwa penanganan dini dapat membuat perubahan yang besar pada kemajuan anak. Carilah informasi sebanyak-banyaknya tentang Autisme, ikut bergabung dengan komunitas dan support group. / Sambil menunggu atau memilih tempat terapi yang sesuai dengan kebutuhan ananda, orang tua dapat menonton berbagai video terapi gratis yang ada di Youtube Channel Yayasan MPATI

Panduan Praktis Terapi Perilaku
Video ini berisi panduan visual yang dapat digunakan oleh orang tua/pendidik/pengasuh dalam mengajarkan dasar-dasar kepatuhan untuk anak, agar dapat memulai terapi perilaku di rumah. Selain itu, video ini juga akan menampilkan salah satu contoh penanganan tantrum pada anak.
Menemukan terapi (atau kombinasi terapi) yang tepat untuk anak merupakan sebuah perjalanan. Anda perlu mengetahui apa yang dibutuhkan dan apa yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan anak anda. Pada dasarnya, terapi yang tepat adalah terapi yang:
· Mengikis keterbatasan anak anda
· Melibatkan anak
· Sudah terbukti keabsahannya
· Dapat diukur hasilnya
· Mempertimbangkan kelebihan/ keterbatasan
· Menggunakan hal-hal yang disukai anak
Disamping itu, terapi yang tepat justru akan membuat kehidupan keluarga lebih tidak stress karena anak mulai mampu mandiri dan berinteraksi dengan anggota keluarga.
Terapi yang tepat, juga biasanya mudah dilakukan, tidak hanya di tempat terapi tetapi juga di rumah, sekolah dan di tempat lainnya. Umumnya, anak juga menyukai terapi yang tepat, karena menyenangkan dan memberi imbalan yang positif (meski pada awalnya mereka menangis saat awal terapi).
Menggigit atau memukul merupakan ekspresi dari rasa frustasi anak tersebut. Ditambah, ia tidak dapat mengkomunikasikan apa yang ia inginkan atau rasakan. Anda harus mencari tahu apa yang membuat anak ini frustrasi. Adakah hal-hal yang membuat ia marah atau menjadi agresif. Kalau anda sudah mengetahui penyebabnya, saya menyarankan agar penyebab ini sejauh mungkin dihindarkan.
Ajarkan anak dengan metode ABA agar perilakunya terkendali, disamping mulai juga mengajarkan anak untuk berkomunikasi dengan terapi wicara. Kalau anak anda belum mampu berbicara secara verbal, ajarkan ia dengan kartu bergambar.
Cara yang paling sederhana adalah membawa benda-benda yang menarik perhatian anak mendekati kedua bola mata anda sambil mengatakan “LIHAT”. Dalam satu hari lakukan kegiatan ini berulang-ulang.
Bisa dengan menggunakan benda-benda yang disukai anak, yang wujudnya berbeda-beda. Misalnya boneka atau mobil-mobilan, gambar tempel atau mainan dengan bunyi bergemerincing dan lain lain. Untuk lebih detail, anda bisa belajar dari video Autisme panduan MPATI.
Pertama kakak anda perlu mencari tahu apa yang membuat anaknya ini berisik. Apakah ia tidak betah dengan situasi atau ada hal-hal yang membuat dirinya tidak nyaman? Anak menjadi tidak terkendali, karena dari awal ia tidak diajarkan untuk patuh. ABA atau Applied Behaviour Analysis, mengajarkan orang tua atau guru untuk mendidik anak-anak ini agar patuh dan mampu mengikuti perintah.br> Saya menyarankan kakak anda untuk belajar tentang metoda ABA dan memulainya sedini mungkin. Untuk pergi ke tempat umum, mulailah dengan bertahap. Awalnya, pergilah ke mall (atau tempat umum lain), pada saat tempat ini tidak terlalu ramai. Usahakan untuk tidak terlalu lama di tempat ini. Jika anak sudah bisa tenang dalam jangka waktu pendek dan terbiasa dengan situasi di mall, barulah berubah secara bertahap menjadi lebih lama, atau pindah ke tempat umum yang baru. Intinya, anak-anak dengan Autisme perlu diajarkan untuk mengenali lingkungan baru, sesuai dengan kemampuan mereka. Kalau mereka hanya mampu tinggal 10 menit, silahkan mulai dari 10 menit yang kemudian bertahap hingga menjadi setengah jam, dan seterusnya. Utamakan kepentingan anak di atas kepentingan orang lain.
Sebelum masuk sekolah, sebaiknya anak diajarkan kemampuan-kemampuan yang nantinya diperlukan di sekolah, misalnya :
· Patuh
· Mampu mengenal namanya bila dipanggil
· Mampu menunggu giliran
· Berbaris
· Duduk bersila di lantai
· Makan dengan bantuan minimal
· Minum dari botol air minum
· Pergi ke toilet
· Berjalan bergandengan tangan dengan anak lain
· Mampu minta tolong guru bila dalam kesulitan
Kemampuan-kemampuan di atas sebaiknya dilatih secara rutin di rumah, sebelum anak masuk sekolah. Makin mudah anak menyesuaikan diri dengan rutinitas sekolah, semakin menyenangkan baginya berada di sekolah.