Tanda Anak Autis Siap Bersekolah
Sering muncul pertanyaan: “Apakah menyekolahkan Anak lebih dini, bisa membantu menstimulasi kemampuan sosial anak?. Terutama Anak dengan hambatan komunikasi seperti autisme.” Orang tua berharap, dengan menyekolahkan Anak bisa membuat mereka terbiasa dengan lingkungan sosial dan masyarakat.
Sebelum membahas hal ini lebih detail, perlu adanya kesamaan pemahaman, bahwa sekolah tidak serta merta menyembuhkan Anak dengan autisme. Jika Orang tua berpendapat, Anak yang memiliki hambatan komunikasi atau kesulitan interaksi, ‘diceburkan’ ke dalam lingkungan sosial sebaya (seperti sekolah umum) agar ia mampu beradaptasi, dengan cara dipaksa. Hal ini biasanya akan berakhir dengan kekecewaan, baik dari sisi Anak dengan autisme atau dari sisi Orang tua yang memiliki ekspektasi (harapan).
Sebagaimana Anak pada umumnya, ada hal-hal yang harus disiapkan Orang tua. Hanya saja hal ini menjadi ekstra pada Anak dengan Autisme. Berikut ini adalah tanda-tanda Anak Autisme siap bersekolah, jika ia telah mampu :
- Patuh
- Mampu mengenali namanya jika dipanggil
- Mampu menunggu giliran
- Berbaris
- Duduk bersila di lantai
- Makan dengan bantuan minimal
- Minum dari botol air minum
- Pergi ke toilet
- Berjalan bergandengan tangan dengan anak lain
- Mampu minta tolong guru bila dalam kesulitan
Jika kemandirian dan daftar kemampuan ini sudah bisa dipenuhi oleh Anak, tentunya amat sangat membantu proses belajar mengajar di sekolah menjadi lebih fokus dan terarah. Dan perlu diingat, tugas guru adalah membantu mendidik dari sekolah tidak lebih dari 8 jam, selebihnya Anak akan berada di rumah bersama orang tua.
Kemampuan ini sebaiknya dilatih secara rutin di rumah, oleh Orang tua. Tentunya akan menjadi sebuah perjalanan panjang yang melelahkan. Namun, jika Orang tua punya harapan besar, tentunya hal itu dapat diwujudkan dengan pengorbanan besar juga. Bagaimanapun menjadi Orang tua memang berkorban tenaga, waktu, kesabaran dan biaya. Demi kemandirian Anak di masa depan.
Jangan lupa, menyekolahkan Anak tidak lantas menghentikan terapi. Jika masih membutuhkan intervensi, maka sebaiknya tetap diberikan. Jika orang tua mendapatkan kesulitan untuk terapi karena situasi pandemi, maka orang tua dapat mencoba memberikan stimulus terapi mandiri di rumah.
Dalam YouTube Yayasan MPATI telah tersedia 3 panduan terapi mandiri yang dapat diakses dengan mudah dan bebas biaya. Silahkan klik tombol subscribe untuk tetap mendapatkan informasi terbaru seputar cerita Keluarga MPATI dan opini serta tips penting dari para ahli. ** (dyk)
Sumber : 200 tanya jawab seputar Autisme – Gayatri Pamoedji.