Perjuangan Membesarkan Dua Anak dengan Autisme
Nama saya Ina, ibu dari dua anak laki-laki dengan diagnosa Autisme. Anak pertama saya berusia 11 tahun dan anak kedua berusia 7 tahun.
Menjadi Ibu dengan dua anak dengan Autisme, bukanlah hal yang mudah. Hidup saya bagai rollercoaster yang naik turun tanpa henti. Beraneka macam emosi hinggap menemani saya di kehidupan sehari-hari.
Terbelenggu Stigma
Hidup di negara yang sebagian masyarakatnya masih minim dengan wawasan seputar anak berkebutuhan khusus, termasuk ASD membuat perasaan saya kerap kali bergejolak. Dimulai pada masa awal tumbuh kembang anak pertama yang tidak seperti kebanyakan anak lainnya: hiperaktif, tidak fokus, belum bicara di usia 3 tahun lebih, tidak memiliki kontak mata yang bagus, tidak respon jika dipanggil nama atau diajak berkomunikasi, bahkan tidak mengenal rasa sakit saat kepala nya yang bocor dijahit di klinik dekat rumah.
Tak sedikit orang menganggap bahwa anak saya anak nakal yang tidak bisa diam. Menjadi tontonan orang-orang di tempat umum juga hal lumrah bagi saya.
Setiap kali bepergian ke luar rumah menggunakan transportasi umum, anak kedua saya akan menjerit histeris, tantrum bahkan meltdown karena ia tidak suka menunggu dan ingin cepat-cepat berada di dalam bus atau kereta. Tak jarang ia melemparkan barang-barang yang sedang dipakainya seperti sendal atau sepatu bahkan terkadang tangan saya terluka karena gigitan atau cakarannya.
Banyak Pembelajaran
Berbagai penolakan saat mendaftarkan mereka menjadi siswa di beberapa sekolah pun sudah kami alami. Rasanya? Tak perlu ditanyakan lagi bagaimana hati dan pikiran ini menjadi bergemuruh, perang antara perasaan dan logika seringkali terjadi. Berujung menetesnya air mata tanpa sadar, pembuktian bahwa hal itu melebihi kata-kata yang bisa terucap.
Lantas, apakah saya marah, kecewa dan menyesal memiliki anak-anak spesial ini? Dari lubuk hati yang paling dalam, jawaban saya adalah: TIDAK SAMA SEKALI. Saya sadar, di luar sana, ada banyak pasangan suami-istri yang menunggu kehadiran buah hatinya. Saya bersyukur dianugerahi anak-anak yang memiliki wajah dan perilaku yang jujur. Kehadiran mereka mewarnai dunia ini, menutupi kecurangan dunia dengan keluguan mereka tanpa berpura-pura.
Dari mereka saya belajar untuk bersabar, bersikap jujur, menerima segala hal apa adanya, tidak mendendam, dan belajar berbahagia meski dengan hal-hal kecil. Mereka guru saya, yang mengajarkan berbagai ilmu agar saya bisa lebih bijak menjalani kehidupan ini. Sampai akhirnya saya sadar bahwa mereka adalah makhluk Allah yang sempurna karena ciptaan Allah tidak pernah gagal, namun sebagian dari manusialah yang memarjinalkan kondisi mereka hingga dianggap tidak sempurna.
Menerima Sepenuhnya
Jika saja kita menyadari bagaimana jika berada di posisi mereka, tentunya kita akan paham dunia mereka. Mereka tidak perlu sama dengan kebanyakan orang, terima saja seperti halnya kita ingin diterima oleh manusia lainnya tanpa penolakan, dengan hak dan kewajiban yang sama, maka dunia akan lebih cantik dengan perbedaan warna yang mereka kontribusi kan.
Silakan terima perasaan marah, kesal, kecewa, sedih, dan lain sebagainya karena mereka berbeda. Namun jangan berlarut-larut karena kesedihan yang terus menerus tak akan mengubah kondisi yang ada.
Sadarilah bahwa anak-anak spesial ini tidak bersalah dan mereka tidak memiliki kapasitas untuk disudutkan oleh lingkungannya. Meyakini diri bahwa setiap hari adalah momen berharga saya bersama mereka, menjadikan diri saya lebih mampu meregulasi emosi untuk menjaga kewarasan dan menikmati indahnya hidup.
luar biasa kisah dan pembelajaran yg diceritakan. saya sebagai ayah dari individu autis pun merasakan hal yang kurang lebih sama. selalu semangat… dan menikmati setiap kemajuan yang ada sebagai berkah.
Terimakasih byk atas support nya Pak Eko.. Semoga kesabaran, kewarasan & semangat kita terus menemani hingga mereka mampu mandiri yaa.. Salam sayang untuk ananda..
Masya Allaah thanks for sharing bun. 🥹💗
My pleasure darl.. Semoga bermanfaat yaa.. Love..
Gak ada produk Allah SWT yang gagal. Anak spesial cuma untuk keluarga yg spesial juga. Dg tingkat kesabaran dan kesadaran yang unlimited. Wkwkkw..
Betul banget mom, tidak ada produk Allah yang gagal.. Sebagian manusia lah yang menganggap nya seperti itu.. So Sad.. Semoga apapun kata orang di luar sana, Allah terus memberikan kita kemudahan, kewarasan dan kesabaran dalam membersamai ananda ya.. Salam sayang..
Thank you for sharing your journey and story Ibu Ina❤️
Ibu adalah ibu yg tangguh~terus berjuang ya Bu dan jgn pernah putus asa. Berharaplah selalu kpd Tuhan yg menciptakan langit dan bumi karena IA Allah yg adil
My pleasure, Mom & big thanks for your lovely support.. Betul sekali, karena Kuasa Tuhan, kita dianugerahi anak yang unik yang membuat kita jadi belajar segala hal.. Salam sayang untuk ananda di rumah..