• 0813-8074-1898
  • yayasanmpati@gmail.com
  • Pasar Minggu, Jakarta Selatan
Diagnosa
Denial Soal Diagnosa Autisme Anak, Apakah Harus Terlalu Lama?

Denial Soal Diagnosa Autisme Anak, Apakah Harus Terlalu Lama?

Denial merupakan reaksi ketika mendengar anak kita terdiagnosa Autisme. Setiap keluarga pasti akan terkejut saat mendapati anaknya menyandang Autisme. Masa depan yang sudah dirancang sedetail mungkin hancur seketika. Akhirnya, mereka pun menolak kenyataan tersebut dan menganggap anaknya baik-baik saja.

Pertanyaannya apakah reaksi itu wajar?

Reaksi yang manusiawi

Keluarga yang memiliki anak dengan Autisme seakan mendapatkan suprise yang membingungkan dari Tuhan, yang menganugerahi mereka anak spesial. Tentu, keluarga tidak serta merta langsung menerimanya. Keluarga tidak percaya bahwa anaknya menyandang Autisme. 

Menurut Any Rotty, denial adalah reaksi yang manusiawi. Tidak ada yang menyangka bahwa anaknya terlahir Autisme. Ibu dari Ruben Rotty, pemuda dengan Autisme yang berbakat melukis ini mengatakan bahwa alasan keluarga denial adalah ketidakpercayaan bahwa anaknya ternyata menyandang spektrum Autisme. 

Orang tua yang anaknya terdiagnosa Autisme itu bingung harus melakukan apa. Bagi sebagian besar orang tua yang awam, kondisi tersebut menakutkan, terutama karena mereka tidak memiliki persiapan apapun. 

Namun demikian, Any berkata bahwa meskipun manusiawi, jangan terlalu lama berada pada fase denial. Lebih baik kita langsung mengambil tindakan yang diperlukan supaya anak kita berkembang dengan maksimal. 

Terlebih, ketika kita terus denial bahwa anak kita tidak apa-apa, justru itu akan merugikan anak dan keluarga dalam jangka panjang. 

Membujuk orang tua untuk keluar dari fase denial

Mungkin kita punya teman yang memiliki anak dengan Autisme dan mereka dalam fase denial. Sebagai orang tua yang sudah keluar dari fase denial, kita perlu ambil peran. Kita perlu memberikan informasi dan mengajak mereka diskusi supaya teman kita ini bisa keluar dari fase denial.

Namun begitu, membujuk keluarga yang masih dalam fase denial bukanlah perkara mudah. Banyak penolakan dan skeptisme yang kita terima. Masih banyak yang beranggapan bahwa anaknya baik-baik saja. “Nanti juga sembuh kok anak,” begitulah menurut keluarga yang denial.

Ibu Any pun menyerukan kepada kita supaya jangan menyerah. Kita harus tetap memberikan informasi dan melakukan hal-hal yang dibutuhkan. Karena kita tahu bahwa denial punya dampak luar biasa, jangan sampai kita meninggalkan keluarga teman kita sendirian. 

Pentingnya komunitas

Salah satu cara agar bisa keluar dari fase denial adalah dengan bergabung di komunitas. Di komunitas, kita bisa mendapat praktik terbaik dalam mendidik dan mengembangkan anak. Kita pun memiliki kesempatan bertemu dengan orang tua yang punya pengalaman serupa, sehingga kita dapat memiliki sistem pendukung yang kuat. 

Komunitas bisa menjadi tempat yang baik untuk berdiskusi dan membakar semangat. Ibu Any melihat bahwa komunitas adalah salah satu teknik agar bisa membantu orang tua keluar dari fase denial

Mencari komunitas pun tidak sulit. Dengan informasi yang melimpah, terutama di media sosial, kita semakin dipermudah untuk menemukan komunitas yang sesuai dengan kita. 

Singkatnya, denial itu manusiawi karena tidak ada yang siap ataupun berharap bahwa anak kita menyandang Autisme. Tetapi, jangan berlama-lama karena intervensi dini harus dilakukan sesegera mungkin supaya kita bisa melihat hasilnya di kemudian hari.

0

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *