Anak dengan Autisme Membukakan Dunia Baru Bagiku
Bulan Februari 2023 menjadi awal bagiku menjadi bagian dari Yayasan MPATI. Senang karena bisa mendapatkan (kembali) pekerjaan yang bisa memberi dampak bagiku dan banyak orang. Yang aku lihat dari Yayasan MPATI adalah mereka membawa isu yang sangat spesifik dan menarik bagiku, yaitu anak dengan Autisme.
Ketika mendengar kata Autisme, benakku langsung berpikir, “Isunya benar-benar di luar dugaan.” Aku juga baru mendengar ada yayasan yang fokus spesifiknya di isu Autisme. Ini bisa jadi ladang pembelajaran yang melimpah buatku.
Aku memang tidak tahu apa itu Autisme, hanya mendengar sambil lalu saat menggunakannya sebagai bahan “candaan” ketika masih di kampus. Waktu itu, aku masih polos karena ketidaktahuanku soal Autisme itu sendiri. Aku pun tidak paham apa artinya menjadi individu penyandang Autisme maupun apa artinya memiliki anak dengan Autisme.
Dan, di Yayasan MPATI, aku akhirnya memahami hal tersebut
Perjalanan di MPATI
Sepanjang perjalananku selama hampir setahun di Yayasan MPATI, aku jauh lebih memahami apa makna Autisme bagi keluarga dan juga anak. Autisme bukan hanya sebuah kata: Autisme adalah soal pentingnya orang tua, keluarga, dan anak untuk menerima bahwa anaknya adalah penyandang Autisme. Setiap anggota keluarga harus bahu-membahu mendukung dan mempersiapkan masa depan anak.
Aku juga menangkap makna lain soal Autisme di spektrum lainnya. Yaitu soal penolakan orang tua yang tidak terima anaknya mengalami kondisi Autisme. Penolakan yang berujung pada semakin parahnya kondisi anak itu sendiri. Bagi orang-orang di spektrum ini, Autisme bagai memutus harapan akan masa depan yang sudah direncanakan dengan matang.
Sebagai koordinator komunikasi, aku banyak mendapat tanggapan positif dari konten yang aku buat. Dari pengamatanku, orang tua memang membutuhkan konten informatif, edukatif, dan inspiratif untuk membakar semangat mereka.
Aku memang tidak merasakan apa yang orang tua di luar sana rasakan, tetapi sisi empatiku membisikkanku bahwa “They need this! You have to keep making contents for them.” Dan pada beberapa waktu lalu, ada satu orang tua muda yang menghubungi Instagram MPATI bahwa ia terbantu dengan konten-konten yang MPATI buat. Itupun memacu semangatku untuk terus membuat konten-konten baik.
Namun, tak jarang juga aku mendapatkan berbagai pertanyaan di media sosial. Jujur saja, aku sangat berhati-hati menjawabnya. Bukan karena kurangnya informasi tentang Autisme; sekarang sudah banyak informasi di internet. Aku hanya tidak ingin jawabanku seperti memberi harapan bagi para orang tua.
Kenapa begitu? Karena aku paham bahwa orang tua dengan Autisme mencari pengharapan. Pengharapan akan anaknya “sembuh” dan keluarga bisa keluar dari situasi yang melelahkan, tidak pasti, bahkan suram. Siapa yang tidak terkejut ketika mendapati anaknya penyandang Autis? Siapapun pasti akan terkejut, panik, dan merasa dunianya runtuh.
Spesialnya anak dengan Autisme
Di tengah perjalanan, aku mendapat amanah untuk menjadi project officer dalam pembuatan Video V tentang minat dan bakat. Hal yang aku suka dari keterlibatanku di project ini adalah bertemu dan berinteraksi dengan beberapa anak dengan Autisme.
Sekilas memang mereka seperti anak tipikal lainnya. Tetapi, kalau sudah mulai ngobrol, perbedaannya mulai terlihat dari cara mereka komunikasi dan melakukan kontak mata. Mereka tidak banyak drama dan genuine. Itulah yang mungkin jadi pembeda antara anak tipikal dan anak dengan Autisme.
Anak dengan Autisme juga punya bakat yang sama dengan anak tipikal. Itu fakta yang lumrah. Tetapi, mungkin perbedaannya adalah bahwa anak dengan Autisme mengembangkan bakatnya hingga semaksimal mungkin. Bahkan, ada yang sudah membuat buku, menjual banyak lukisan, menjadi gitaris sebuah band, dan ada yang mengajar juga.
Aku berterima kasih kepada Tuhan karena telah menunjukkan padaku dunia yang berbeda. Dunia tersebut memberiku pelajaran berharga bahwa every human is unique and special, in their own way. Autisme adalah fakta dan ada keluarga yang sedang berjuang mempersiapkan masa depan yang lebih baik untuk anaknya.
Mungkin di luar sana, kata Autisme masih digunakan sebagai bahan candaan, tetapi bagi mereka yang merasakannya, Autisme punya makna yang lebih dalam di kehidupan. Namun, aku punya keyakinan kalau setiap orang itu harus diperlakukan dengan baik dan penuh hormat, terlepas apapun latar belakang dan kondisinya. Lagipula, kita sama-sama terlahir sebagai manusia.
Aku ingin terus melanjutkan kerja-kerja baik dalam meningkatkan kesadaran soal isu Autisme. Menurutku, semua orang harus tahu bahwa ada anak dengan Autisme di sekitar kita yang butuh perhatian dan dukungan kita
Penulis adalah Rizky Ridho Pratomo, tim komunikasi dari Yayasan MPATI