5 Tips Memilih Sekolah yang Tepat untuk Anak dengan Autisme

Memilih sekolah sama saja dengan mencari jodoh. Dan itu benar adanya bagi anak dengan Autisme. Ada sekolah yang cocok dan menerimanya, ada juga yang tidak. Lalu, bagaimana agar orangtua bisa mendapatkan sekolah yang tepat? Ibu Hoiriyah, Ibu Christina Young, dan Ibu Farida membagikan kisahnya saat mencari sekolah untuk anak.

Penolakan jadi makanan sehari-hari

Para Ibu hebat ini satu suara bahwa tantangan utama saat mencari sekolah adalah penolakan. Cerita penolakannya pun beragam. Ibu Farida bercerita bahwa ketika ia menceritakan kondisi anaknya, respon sekolah hanya “memaklumkan”. Kemudian, Ibu Farida mencari sekolah yang benar-benar mengerti dan ingin mengembangkan kemampuan anaknya. 

Namun, di sekolah lain, Ibu Farida malah melihat kalau sekolah menganggap anaknya sulit mengikuti pembelajaran di sekolah. Akhirnya, setelah lulus taman kanak-kanak, anaknya home schooling

Sedangkan Ibu Hoiriyah mengalami penolakan dari guru, lingkungan, dan orangtua. Ketika ingin menyekolahkan anak pertamanya, satu sekolah menolaknya. Padahal, itu baru mengambil formulir. Saat Ibu Hoiriyah menemukan sekolah yang tepat, muncul penolakan dari orangtua. Beruntung pihak sekolah dan guru menguatkan dan membesarkan hatinya.

Ada juga momen di mana ketika ujian praktik, teman sekelasnya tidak ingin berpasangan dengan anaknya. Ibu Hoiriyah pun menjadi pasangan anaknya. Waktu itu sedang ujian praktik menari. Anak kedua Ibu Hoiriyah bahkan dirundung oleh gurunya, dengan mengatakan bahwa anaknya bodoh.

Ibu Christiana Young menyampaikan hal yang sama. Anaknya pernah mengalami penolakan oleh guru. Pernah juga guru merundung anaknya. Dan di sekolah lainnya, pihak sekolah cenderung memaklumkan.

Belajar dari Pengalaman

Dari pengalaman-pengalaman tiga Ibu hebat ini, ada lima tips yang bisa membantu Keluarga MPATI menemukan sekolah yang tepat:

  • Kenali potensi dan kondisi anak

Faktor ini jadi red flag bagi orangtua anak dengan Autisme yang ingin menyekolahkan anaknya. Bagi Ibu Christina Young, semua sekolah itu cocok, asal kita tahu kemampuan dan potensi anak kita. Apabila kita sudah tahu soal itu, maka mencari sekolah akan lebih mudah.  

  • Tentukan tujuannya

Ibu Farida mengatakan bahwa sekolah itu punya tiga tujuan: membuat anak mengetahui sesuatu, dari yang tidak bisa menjadi bisa, dan paham akan sesuatu. Dari sini, kita bisa mulai menentukan tujuan anak sekolah: apakah membuat anak jadi bisa bersosialisasi dan komunikasi dua arah dan lain-lain. Pastinya harus sesuai dengan potensi dan kondisi anak.

  • Ajarkan 8 kemandirian dasar

Sebelum menitipkan anak ke sekolah, ada baiknya kita ajarkan dulu 8 kemandirian dasar. Sekolah memang tempat untuk mengembangkan potensi anak, tetapi sebagai orangtua, kita harus jadi pilar pendukung dengan mengajarkan 8 kemandirian dasar, supaya orangtua tidak frustasi. 

  • Cari sekolah yang menyenangkan 

Suasana dan tipe sekolah sangat penting. Orangtua perlu cari sekolah yang tidak hanya mengutamakan akademis, tetapi mengeksplor potensi anaknya. Banyak potensi anak dengan Autisme yang bisa kita kembangkan, mulai dari seni, menulis, melukis, dan masih banyak lagi. 

  • Cari sekolah yang kooperatif

Bagi Ibu Hoiriyah, sekolah yang kooperatif adalah sekolah yang bisa menjalin kerjasama dengan orangtuanya. Ibu Hoiriyah sempat bercerita bahwa di sekolah yang dia miliki, ia memberikan tips kepada orangtua secara individu. Kerjasama itulah yang dibutuhkan, sehingga potensi anak bisa berkembang maksimal. 

Terlepas dari sekolah apa yang anak kita tempati, dukungan orangtua mutlak. Orangtua perlu menjalin hubungan dengan anaknya karena itu sangat mempengaruhi perkembangan anak.

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *